Renponsif 3

Jumat, 08 Juni 2018

Home alone [Horror]

Loading...
Loading...
Sekarang, aku ada dirumah saudara ku. Panggil saja Gisa. Sebenarnya, kami seharus nya ikut kondangan dengan para orang tua. Tapi, kami malah asyik bermain dan tidak mau ikut.
Ok. Saat itu aku masih berumur sekitar 7 tahun -se ingatku- aku dirumah Gisa. Kami bermain sampai lelah. Kepala ku pusing dikarenakan menurutku rumah Gisa bau menyan. Tapi kata Gisa dan keluarga yang lain tak ada bau sama sekali.
Makin malam bau nya makin menyengat dan membuat aku pusing. Aku memilih tidur sementara Gisa menonton TV. And, boom! Bau menyan nya malah tidak karuan sampai aku tidak bisa tidur dan akhirnya ikut menonton TV bersama Gisa.
Gisa pamit untuk mengambil cemilan. Dan, aku iya kan. Aku melihat TV dan menengok ke sebalah kanan ku. Aku kaget, bukan main. Ada pocong, iya pocong. Muka nya juga kurang bagus.
Aku menangis, ya! Anak baru umur 7 tahun. Aku teriak teriak "Gisa! Gisa! Mama! Pocong Gisa!" Semua anggota keluarga sudah aku panggil.
Gisa datang membawa air. Tidak banyak, hanya satu gayung. Saat itu Gisa sudah berumur sekitar 9 tahun. Seiingat ku, dia baca doa mau tidur. Lalu memercikan air itu ke arah pocong. Tapi, malah nyiprat ke aku. Air nya, bau kembang!
"Pocong! Pergi!" Akhirnya aku lari ke arah Gisa yang ada di ambang pintu, saat aku mengingatnya sekarang, aku merasa bodoh. Kenapa tidak lari dari tadi?. Pocong itu hanya melihat kami. Sambil tertawa. Damn, suaranya juga aku masih ingat jelas saat aku menulis artikel ini.
Aku dan Gisa keluar rumah. Karena rumah Gisa didaerah pedesaan, malam hari justru sangat sepi. Dan menakutkan.
Tapi, kami tidak punya pilihan lain. Masuk rumah juga takut, keluar juga takut. Tapi kami di pos ronda. Ada sekitar 2 bapak-bapak yang berjaga, aku juga sudah lupa nama mereka. Gisa berbicara pada mereka dengan bahasa jawa. Yang saat itu aku belum terlalu paham. Bapak-bapak itu juga menjaga aku dan Gisa saat di pos ronda.
"Gis, kamu diem aja?" Kataku pada Gisa yang tak seperti biasanya.




"Kamu sering liat pocong?" Gisa malah balik nanya. Tapi suaranya lebih gemetar.
"Iya Gis, gakpapa kok. Kamu juga baru pertama kali liat ya? Aku sih malah pernah kuntilanak sama anaknya juga" Gisa memukulku pelan setelah mendengar penjelasanku.
"Jangan cerita setan! Nanti malah diganggu terus!" Gisa menjawab.
"Biasanya, aku gak ngomongin mereka. Hantu nya juga dateng. Dirumahku ada Gis, dirumahmu juga ada. Yang dikamar-" Bapak-bapak itu menepuk pundakku.
"Ndok, ayo. Ibumu udah pulang itu" Bapak-bapak itu mengantar kami ke rumah. Karena memang sudah ada banyak keluarga.
Ketika di ajak masuk,Gisa nangis tidak karuan. Dia malah minta tolong dan terus bersemboyan doa makan. Dia nangis. Kencang. Seingatku, sampai dia ditinggal sendiri diluar dan mau masuk sendiri. Tapi belum mau tidur dikamar yang tadi ada pocongnya.
Dia juga cerita pada keluarga tentang pocong, saat masuk rumah. Kamar itu juga sering diruqyah. Mungkin sih, aku juga tidak terlalu paham istilahnya.
Sesaat itu, setelah Gisa sudah cerita tentang pocong aku, ayahku dan mamaku tinggal di hotel yang dekat dengan masjid. Padahal dikamar hotel itu juga ada penghuninya.
Keluarga Gisa tetap tinggal dirumah. Esok hari nya, aku ingat Gisa langsung masuk rumah sakit karena demam. Kasihan dia, dia masih lemah.
Setelah itu, aku tidak bertemu lagi dengan Gisa. Malah kalau ada cara kekuarga dia malah cuek dengan aku. Terserah, mungkin dia masih takut.
Inti dari artikel ini, jangan mengucapkan doa makan saat bertemu hantu. Gak akan manjur!. Aku sudah coba. Hehe.
-Admin cinta kumala
Ig: cintakumalaa
Loading...
Home alone [Horror]
4/ 5
Oleh